HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

  • Muhammad Tri Aditya Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
  • Agustina Rahayu M Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
  • Meiliati Aminyoto Laboratorium Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
  • Endang Sawitri Laboratorium Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
  • Marwan Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman
Keywords: Body Mass Index (BMI), Peak Expiratory Flow (PEF), Medical Students

Abstract

Fungsi normal sistem pernapasan adalah untuk menyediakan oksigen (O2) ke jaringan dan mengeluarkannya  dari tubuh menjadi karbondioksida (CO2). Fungsi normal dari sistem pernapasan meliputi ventilasi, difusi, trasportasi dan perfusi.Pada sistem pernapasan terdapat dua masalah utama yaitu masalah obstruktif dan masalah restriktif yang menyebabkan menurunnya aliran udara yang masuk dan keluar paru(1). Peak flow meter adalah salah satu alat yang mudah untuk digunakan, mudah dibawa dan menjadi alat yang sangat penting untuk menilai derajat hambatan aliran udara. Alat peak flow meter digunakan untuk menilai arus puncak ekspirasi seseorang. Arus puncak ekspirasi (APE) adalah  arus ekspirasi maksimum seseorang yang dicapai setelah inspirasi dalam. Fungsi paru dapat bervariasi sesuai dengan karakteristik fisik manusia termasuk usia, tinggi badan, berat badan dan jenis kelamin. Salah satu faktor utama yang diyakini merupakan faktor yang mempengaruhi arus puncak ekspirasi adalah indeks massa tubuh seseorang yang ditentukan oleh berat badan dan tinggi badan orang tersebut. Indeks massa tubuh (IMT) dapat diartikan sebagai metrik yang saat ini digunakan untuk mendefinisikan karakteristik dari anthropometrik seseorang dan untuk mengklasifikasikannya dalam beberapa kelompok berdasarkan hasil penghitungan berat badan (Kg) dibagi tinggi badan kuadrat. Hasil penelitian pada tahun 2015 menunjukkan sekitar 50% orang dewasa umumnya mengalami masalah kelebihan berat badan. Hasil riset tahun 2016 lebih dari sekitar 1,9 milyar orang yang berusia >18 tahun memiliki IMT overweight, untuk persentasenya sendiri ialah 39% untuk laki-laki dan 40% untuk perempuan dan sekitar 650 juta orang mengalami obesitas atau rata-rata 13% dari populasi orang di dunia (8). Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018, Indonesia memiliki persentase gizi dewasa berusia >18 tahun dengan IMT overweight sebanyak 13,6% dan obesitas sebanyak 21,8%, angka-angka tersebut mengalami kenaikan dibandingkan pada tahun 2013. Menurut peneliti penting bagi mahasiswa untuk menjaga kesehatan sistem pernapasannya tetap optimal, hal ini ditujukan untuk menunjang segala kegiatan mahasiswa baik akademik maupun non-akademik. Hasil analisis ini akan membantu meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap risiko berat badan berlebih dan sistem pernaspasan khusunya arus puncak ekspirasi.

References

1. Broaddus VC LRP effusion. I, Mason RJ, Broaddus VC, Martin TR K TE, Schraufnagel DE, Murray JF NJ. Medicine Murray & Nadel ’ s Textbook of Respiratory Medicine. 2016. 1719–1763. p.
2. Sherwood L. Human Anatomy and Physiology from Cell to System. In: Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2013.
3. Kodgule RR, Singh V, Dhar R, Saicharan BG, Madas SJ, Gogtay JA, et al. Reference values for peak expiratory flow in Indian adult population using a European Union scale peak flow meter. J Postgrad Med. 2014;
4. Jena S, Mirdha M, Meher P, Misra A. Relation of peak expiratory flow rate to body mass index in young adults. Muller J Med Sci Res. 2017;8(1):19.
5. Sharma M, Sharma R, Choudhary R. Peak expiratory flow rates in children of western Rajasthan, 7-14 years of age. Pak J Physiol [Internet]. 2012;8(1):45–8. Available from: http://pps.org.pk/PJP/8-1/Meenakshi.pdf
6. Kaur H, Singh J, Makkar M, Singh K, Garg R. Variations in the peak expiratory flow rate with various factors in a population of healthy women of the malwa region of Punjab, India. J Clin Diagnostic Res. 2013;7(6):1000–3.
7. Nuttall FQ. Body mass index: Obesity, BMI, and health: A critical review. Nutr Today. 2015;50(3):117–28.
8. Obesity and overweight [Internet]. [cited 2020 Mar 8]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/obesity-and-overweight
9. Kementerian Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan. Hasil Utama Riset Kesehatan Dasar. Kementrian Kesehat Republik Indones [Internet]. 2018;1–100. Available from: http://www.depkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-2018.pdf
10. Youngwanichsetha S. Overweight, Obesity and Women Health. J Nutr Food Sci. 2018;08(04):9600.
11. Prof. Dr. Hardinsyah M, I Dewa Nyoman Supariasa M. Ilmu Gizi Teori & Aplikasi. Penerbut Buku Kedokteran EGC. 2016.
12. Bakhtiar A, Tantri RIE. Faal Paru Dinamis. J Respirasi. 2019;3(3):89.
13. Ilham Wahyu CM. Hubungan Nilai Arus Puncak Ekspirasi Dengan Indeks Massa Tubuh Pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Ibnu Sina Biomedika. 2017;1(1):57–68.
14. Bhardwaj P, Poonam K, Jha K, Bano M. Effects of age and body mass index on peak expiratory flow rate in Indian population. Indian J Physiol Pharmacol. 2014;58(2):166–9.
15. Kinasih A, Puspita D, Kristnanda NE. Hubungan aktivitas fisik dan obesitas terhadap peak expiratory flow pada siswa sman 1 candiroto temanggung jawa tengah. Ijms. 2018;5(1):12–7.
16. Novarin C, Widayati N, Murtaqib. Pengaruh Progressive Muscle Relaxation terhadap Aliran Puncak Klien dengan Asma. e-Jurnal Pustaka Kesehat. 2015;
Published
2022-03-29
Section
Articles
Abstract = 609 times
PDF downloaded = 320 times